Lahirnya Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) tak lepas dari pasang surut dan dinamika dunia migas di tanah air. Sejarah kelahirannya berawal ketika keluar UU No 8/1971 dan Keppres no 44/1975 tentang Pertamina, dimana tanggungjawab Pertamina khususnya PPDN menjadi semakin berat. Berkaitan dengan itu para agen dan transportir BBM juga harus lebih memahami perannya yang signifikan karena mendapat kepercayaan dari Pemerintah (dalam hal ini Pertamina) untuk ikut serta menyalurkan BBM sebagai kebutuhan vital masyarakat. Untuk itulah perlu dibentuk wadah para agen/rekanan PertaminaD it PPDN yang tidak hanya berorientasi pada kepentingan bisnis tetapi sebuah organisasi yang juga mempunyai tanggungjawab sosial. Maka, dibentuklahHiswanaMigas, pada 3 September 1979, sebagai elemen dari pelaksana kewajiban Pertamina khususnya penyaluran BBM/non BBM di dalam negeri.
Hiswana Migas dari Jaman ke Jaman
Jauh sebelum berdirinya Hiswana Migas,
pada tahun 1950-1960 sebenarnya di kota kota besar di Indonesia sudah
bertebaran kumpulan agen-agen minyak asing seperti BPM Shell, Stanvac-Mobil
Oil, Caltex, yang menjalankan bisnis murni untuk mendapatkan laba dan pangsa
pasar yang luas, sesuai keinginan perusahaan asing yang meningkat. Lalu,
1960-1965 bermunculan organisasi perkumpulan agen-agen minyak secara lokal
yang berorientasi nasional, seperti Perambu (Perkumpulan Agen Minyak Bumi),
Orgami (Organisasi Gabungan Minyak Bumi Indonesia).
Tetapi, secara
nasional dan bekerjasama dengan PN Pertamina, baru pada tahun 1965 terbentuk
Perusahaan Sejenis Minyak dan Gas Bumi (OPS MIGAS), melalui SK Menteri Urusan
Minyak dan Gas Bumi, kemudian tahun 1968 dibentuk Gabungan Perusahaan Minyak
dan Gas Bumi (GAPERMIGAS) yang beranggotakan para agen, dealer kontraktor
minyak di dalam negeri. Semua organisasi tersebut memiliki relevansinya
sendiri dengan tuntutan dan suasana saat itu.
Setelah Hiswana Migas
terbentuk, yang kemudian menjadi satu-satunya yang secara resmi direstui dan
diakui oleh Pertamina, terus menerus mendapat pembinaan dari Pertamina demi
kelangsungan distribusi BBM yang aman dan lancar.Pertamina sangat aktif
memberikan penyuluhan kepada pengurus dan anggota. Bahkan, memberi bantuan
fasilitas dalam bentuk gedung kantor dan manajemen.
Pada perjalanannya,
Hiswana Migas terus berkembang dan terlibat dalam berbagai perubahan yang
terjadi di dunia migas. Memberikan sumbangan pemikiran dalam RUU Migas yang
baru di DPR RI dalam dengar pendapat (30 Maret 1999), maupun dalam pembahasan
Naskah Akademik RPP Migas khususnya usaha hilir Migas dan Badan Pengatur serta
RUU terkaitlainnya dalam bidang energy dan Sumber Daya Alam, baik yang
diselenggarakan stakeholder maupun pemerintah. Ikut serta dengan memberikan
usulan/sumbang saran melalui Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
(DirjenMigas), Depdagri RI, dll.
Jumlah anggota juga
terus bertambah, kini mencapai lebih dari 9000 di seluruh pelosok tanah air, yang
terdiri dar iAgen minyak tanah (2813), SPBU (4162), SPPBE (52), Agen LPG
(557), PLMS (353) Trans (434), PTC (211), PSPD (127), dan APMS (333).
Secara internal,
Hiswana Migas semakin solid. Perubahan yang pesat di dunia migas, seperti
era keterbukaan, memacu para anggotanya untuk terus melakukan berbagai
inovasi. Para anggotanya juga dikenal bonafid. Sebuah organisasi, dimana pada
saat menyelenggarakan pertemuan di berbagai daerah, para anggotanya membiayai
diri sendiri, tanpa membebanio rganisasi.
Secara eksternal,
Hiswana Migas telah menjadi sebuah organisasi yang disegani. Tak hanya dikenal
di Pertamina tetapi juga di Pemerintahan.Berbagai lembaga baik di dalam maupun
luar negeri mulai mengundang Hiswana Migas baik untuk menjadi nara sumber
maupun mitra kerjasama.