Indogas 2015

Ketua Umum DPP Hiswana Migas Pembicara di Konferensi dan Pameran Internasional Gas Indonesia (INDOGAS) 2015 di Jakarta Convention Centre, Selasa (27/1). 
Acara yang berlangsung tanggal 27-29 Januari 2015 ini, mengangkat tema “Gas Untuk Pembangunan Ekonomi Nasional yang Berkelanjutan”, dengan tujuan memberikan ruang seluas-luasnya bagi seluruh komponen pemangku kepentingan bersama untuk membahas secara terbuka peluang sekaligus tantangan yang dihadapi industri dalam upaya membangun dan mengembangkan potensi gas bumi Indonesia. Berbeda dengan penyelenggaraan sebelumnya, pada INDOGAS ke 7 ini diselenggarakan juga CEO Panel Diiscussion dengan topik Strategiest to Boost Gas Production and Utilization.


Menteri ESDM Sudirman Said dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Dirjen Migas, mengatakan, gas bumi  telah lama dikembangkan di Indonesia. Bahkan pada tahun 1980-1990, Indonesia merupakan eksportir LNG terbesar di dunia. Hingga saat ini, industri gas masih berperan penting bagi pemenuhan energi dan ekonomi di Indonesia. Apalagi, sekarang ini terjadi perubahan paradigma, di mana gas bumi yang dulu menjadi salah satu sumber penerimaan negara dengan cara diekspor, kini gas menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi.


Untuk memenuhi kebutuhan gas bumi yang terus meningkat, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan guna mendukung pengembangan gas bumi serta membangun infrastruktur gas. Namun demikian, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi, antara lain aturan perpajakan, kapasitas sumber daya manusia, isu lingkungan, tumpang tindih lahan dan penurunan secara alamiah. 
“Meski menghadapi sejumlah tantangan, namun masih banyak kesempatan untuk meningkatkan produksi gas Indonesia, seperti banyaknya cekungan hidrokarbon yang belum dieksplorasi, gas non konvensional seperti CBM dan shale gas serta pengembangan gas di laut dalam,” tambahnya.
Pada saat ini, produksi gas diutamakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan terkait hal tersebut, pemerintah telah dan akan membangun infrastruktur agar gas dapat menjangkau masyarakat, seperti LNG tangguh, Bontang LNG dan kilang LNG Masela. Selain itu, FSRU  Jawa Barat, FSRU Lampung dan Regassifikasi Arun. Juga SPBG dan pipa gas.  
“Pembangunan infrastruktur gas merupakan kunci utama dalam bisnis di hulu dan hilir, guna menciptakan multiplier effects dari pertumbuhan industri serta mesin penggerak pertumbuhan ekonomi,” tegas Sudirman.